inspirasi dalam puisi

Sabtu, 17 November 2012
Bicara tentang puisi, tentunya tidak lepas dari Insipirasi karena memang insipirasi memang "Ruh" dari puisi, insipirasi dalam puisi biasanya didapat dari pengalaman-pengalaman yang mengugah perasaan seperti rasa senang, sedih, marah, kesal, prihatin yang diekspresikan melalui bait demi bait puisi.
Bagi saya insipirasi dalam puisi didapatkan di mana saja lalu menuliskan pendapat,rasa suka, kecewa dan tentu saja tentang cinta dengan jutaan rasa dalam bentuk puisi. Menulis puisi membuat saya lebih menghayati hidup dan mempelajari kehidupan dari detik ke detik berikutnya, puisi membuat saya jujur terhadap diri sendiri dengan mengungkapkan segala bentuk rasa di goresan kata-kata. Saya akan berbagi puisi-puisi saya dengan catatan kecil mengenai puisi-puisi tersebut. Puisi-puisi saya masih tipe "PSS" alias puisi sangat sederhana he..he.. he, tetapi semoga saja dapat menginsipirasi bagi siapa saja yang membacanya dan mulai tergerak untuk menuliskan bahasa hati dan jiwa ke dalam bentuk puisi, and.... this is it .........


                          "Berburu"

Entahlah layaknya layang-layang
kadang menukik
melayang rendah, akupun hanya menangkap
barisan resah biduk bayu
berbaris
berselang masa lalu

terkadang pula
singgah harapan
menderu..
lalu senyap
tak bisa kupungkiri
jelas dan terasa ada
tak bisa kusingkapi
bagaimana dan seperti apa
dengan batasan akal

aku lelah
tetapi terus ingin disinggahi dan terus merasakan
                                                                          -24 april 2003-


               "keinginan dalam kelelahan"

Mengejar bayangan pias
yang temaram bisu
terkadang aku terus memburunya
tak perduli seberapa pendek kemampuanku
amat melelahkan
dan celakanya aku tak bisa mengehentikanya
Menghentikan... menyudahinya
tak tahu kapan segalanya berakhir
dan segalanya akan baik-baik saja
seberapa banyak lagi harus ku hitung baris desau angin
kujadikan wangi jambangan perhiasan jiwa
seberapa banyak lagi lilin-lili ku nyalakan
yang mengatas namakna Cinta
Menjaganya agar tak redup apalagi padam!
Takl lupa kurayu wulan cahya
untuk temani penantian yang tidak bernama
Wulan Cahya bosan ....
Akupun lelah dan ragu
terus membaca waktu.. dan waktu
                                                       - 27 April 2003-

                         "Mimpi"

Awal Musim ini
aku bermimpi
Disana.. aku bernyanyi
bernyanyi dan bernyanyi
Lepas dari sedih hati
hanya ada nynayian kecerian
akupun ingin terus bernyanyi
Apakah arti mimpi itu sebenarnya
apakah berarti teriakan rasa sepi
kekosongan yang tak bertepi
ataukah galau yang kan berlabuh
menyadarkan lelah tak berperi
berganti satu-satu, berganti teduhdan rasa nyaman
sebagai manusia biasa
akupun ingin menikmati ketenangan pegunungan
terlindung dari alpa, sedih
menghayati kebahagian hakiki
amin...

                                     - 1 mei 2003, bermimpi bernyanyi dimimpi saya tidak cape-cape pokoknya nyanyi
                                        lucunya ketika saya bangun saya merasa jengkel, kok mimpinya sebentarrrrrrrr.....

             
                     " Camar kecil saat ini"


Saat ini camar kecil
hanya bisa membaca
seberapa banyak riak-riak yang merupakan senandung-senandung
yang tak bisa katupkan sepoi keraguan
terus saja ku dengarkan
tanpa ketenangan yang bisa dipetik
untuk dijadikan hembus nafas jiwa
lalu camar terus menghitung pasir waktu
yang sudah separuh terlihat
gelisah, reah saling berkejaran
angin terus membawa pesan
ombak terus bergulung, ombak berteriak, mencaci
dan entah apalagi .....
hingga terik surya menua
akupun harus pulang dengan tanya
" apa yang direncanakan pasir waktu?".....
                                                                     - 4 mei 2003-

               "Wajah-wajah Musim"

Dalam saku setiap musim
Setiap musim membawa angin
Angin berpesan disetiap helai ilalang
ilalang datang dalam bentuk rupa-rupa
kadang putih letih pucat
bersama angin malam terciptalah nyanyian sepi
tentang gugur gugusan sepotong hati
walaupun berat sang bumi menggantungi sayap daun
yang terus ingin berselonjor
ilalang coba menari, sekedar melepas peluh
bergetar, sampai mengenai langsung dasar akar
karena setiap musim datang dengan janji yang berbeda
kesemua tidak dapat mengelak, tanpa dapat menebak
janji apa yang dibawa disetiap musim
musim sekejap datang, sekejap hilang..
tidak ada yang dapat mengelak, tanpa dapat menebak
karena janji setiap musim adalah potongan waktu yang terus hidup 
                                             
                                                           -11 mei 2003-

                          "Wulandinanti"

anak ingusan yang selalu bingung
bingung yang meradang
dimana kini kesejukan adalah sebuah kerinduan
kerinduan pungguk merindukan bulan
ingin.. mengukir kecantikan wajah sang rembulan
tak perduli seberapa pekat dan tak bersahabatnya sang malam
tak perduli seberapa kuat cabang keyakina
nyaris patah tak tergenggam
gugus cabang terus berderak perlahan
menandakan betapa letih pokok cabangnya
akankah malam tetapkan kelam?
seberapa sabar seutas penantian cabang keyakinan yang terus ditunggangi?
kapan malam ditaburi dan dimandikan cahaya?
dimana akan terdengar dendang sang wulan?
Tidak tahu!!!

                                                               -16 mei 2003-
       
                     "Resah asuhan"

Mengasuh sebuah, satu, sehelai
entah apapu ukuran namanya
kelelahan yang hinggap berseteru
dan kegalauan mengendap
bertanyalah tanya dalam jumlah ribu
kepercumaan dalam bungkam seribu bungkam 
sentakanya yangng kian terasa

seberapa lama ku asuh kecemasan
karena dongeng sudah berganti lembaran

karena semua telah berganti... dan berganti


                                   " Apabila cinta.... "

                                                  untuk bapak tercinta 

apabila ada resah, tak perlu kau tahu
apabila ada gundah, tak perlu kau tahu
karena guratan hitam mataku itulah pertanda

Apabila ada suka, tak perlu kau tanya
apabila ada pesta, tak perlu kau batuk bersendawa
berpura-pura tekan nafas wibawamu yang berbau
karena nadamu serius dalam melodi kata ketus

apabila ada cita-cita, saat ini kau penggal dengan galah kuasamu
tak perlu kau sesali karena telah sekarat
sekarat dalam titahmu yang membuatku tak berkutik
tak perlu khawatir dendam akan bersarang
karena cinta harus diharumkan
karena cintaku menjadi kewajiban
untukmu... Paduka.

               
                             " kepergian''

sulit sekali melepas matahari
yang selama ini menghangatkan sebuah jiwa
atau mata air yang teduhkan kobaran mendidih

harapku...
aku tetap melaungkan doa
agar keberhasilan ada dipundakmu
wahai matahari..wahai mata airku



                                               












0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.